Surat untuk Diriku
Telah lama rasanya dalam diri ini memendam cita-cita untuk berbuat, bermanfaat bagi orang banyak. Tapi semua terhalang keadaan. Keadaan yang merupakan tantangan. Tantangan yang sangat besar. Masa depanku berada pada tantangan tersebut.
Ada pencapaian ada kegagalan, hari ini yang terasa adalah pencapaian tak ada kegagalan. Tapi pencapaian tak pernah memuaskan diri ini. Apa yang salah? Diri bersabarlah. Ada waktu untuk berbuat. Mungkin ini adalah proses pembelajaran yang harus kita ikuti untuk menjadi besar. Besar tapi tetap rendah hati.
Terlalu banyak omong dan tidak melakukan. Mungkin itu banyak orang bilang. Lebih baik diam. Kita sedang belajar. Bersabarlah. Suatu saat mereka akan melihat dirimu yang berbeda dengan sekarang. Ingatlah, tujuan hidup, ingatlah target hidupmu. Tetaplah rendah hati.
Banyak orang hanya melihat kesuksesan seseorang tanpa melihat apa yang orang tersebut usahakan. Jangan lupakan faktor x yang selalu ada. Lihat lah orang sukses sekililingmu. Sholat di masjid 5 waktu. Jangan lupakan SMS yang pernah masuk ke inboxmu. Bahwa mengejar dunia tak ada gunakan, dunia itu jual mahal. Jika mengejar, malah jauh. Mungkin ilfiil lihat kita mengejarnya. Dan dia tidak melihat kita bisa diamanahi oleh kekuatan dunia.
Suatu saat pasti kita dapat membuat tangis haru orang tua. Ayah, Ibu, anakmu juara kehidupan. Istriku, suamimu bisa diandalkan.
No comments: