Saya Harus Sekukuh Bukit Uhud
Orang beriman mempunyai pendirian yang teguh,
tekad yang bulat, semangat juang yang tinggi, dan kernauan yang keras. (Lihat
tulisan ini juga… )
Sesungguhnya
orang-orang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu. Mereka berjihad
dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah. Mereka itulah orang - orang yang
benar. (al-Hujurat
[49]: 15)
Sedangkan golongan manusia lainnya, yakni orang-orang munafik adalah,
... mereka selalu bimbang, dalam keragu-raguannya. (at-Taubah [9j: 45)
Jiwa mereka selalu guncang setiap kali dituntut untuk mengambil keputusan, berpaling dari kewajiban, dan ingkar janji. Kewajiban kita adalah jika kita telah melihat titik terang kebenaran atau adanya kebenaran dan manfaat berdasarkan dugaan yang kuat, maka ayunkan langkah kaki dan jangan pernah mundur.
Jauhkan
praduga, prasangka dan andaikata,
Melangkah
bagai tebasan tebang sang Pahlawan,
Suatu kali
seorang lelaki maju mundur saat mengambil keputusan, apakah dia akan
menceraikan istri yang selama ini membuatnya menderita atau tidak? Dia
menghadap orang bijak untuk meminta saran. Orang bijak itu menanyakan sudah berapa
lama dia menikah. Lelaki itu menjawab, "Empat tahun!" Orang bijak itu
heran dan bertanya, "Jadi, selama empat tahun Anda teiah menghisap
racun?!"
Memang,
kesabaran dan ketabahan diperlukan dalam situasi seperti itu, tetapi sampai kapan? Orang yang
pandai akan tahu apakah suatu persoalan itu layak atau ddak, baik atau buruk,
perlu dilanjutkan atau tidak, sehingga dia
dapat segera mengambil keputusan yang tepat.
Seorang
penyair berujar,
Mengobati
segala yang tidak diinginkan hati
Adalah
berpisah dengan pasti
Mengamati
seluk beluk kehidupan manusia, akan ditemui bahwa kebingungan dan kebimbangan
dapat saja terjadi dalam banyak situasi, terutaraa dalam empat persoalan hidup
berikut ini:
Pertama, dalam persoalan studi. Orang seringkali
kebingungan dan bimbang dalam memilih jurusan, sekolah, atau perguruan tinggi.
Ada sekelompok pelajar yang bertahun-tahun membuang waktu sia-sia lantaran bingung
memilih jurusan dan fakultas. Ada yang masih maju mundur dalam masa pendaftaran
sehingga tertinggal. Ada pula yang telah mengikuti perkuliahan dalam sebuah
fakultas selama satu atau dua tahun, tetapi karena merasa kurang puas, pindah
ke fakultas lain, dari Fakultas Syariah ke Fakulas Ekonomi, lalu menyeberang ke
Fakultas Kedokteran. Umur pun habis sia-sia. Seandainya saja dia mau
berkonsultasi dan beristikharah pada Allah sebelum mengambil keputusan,
kemudian melaksanakan keputusan itu tanpa ragu, niscaya dia tidak akan rugi
waktu dan umur dalam meraih cita-cita.
Kedua, menyangkut masalah pekerjaan atau profesi.
Banyak orang, yang bahkan, tidak mengenali kemampuan apa yang mesti digeluti.
Mencoba menjadi pegawai, lalu beralih profesi sebagai karyawan perusahaan,
kemudian menjadi pebisnis. Akhirnya, dia rugi, melarat, dan menganggur. Nasihat
kepada mereka, bahwa siapa saja yang ingin dibukakan pintu rezeki dari satu
pekerjaan, hendaknya dia menekuni dan menjaganya karena dari pintu itulah Allah
memberinya rezeki, kemudahan, kelapangan, dan hikmah.
Ketiga, banyak orang di usia muda bingung memilih
pasangan hidup. Lebih-lebih kalau banyak pihak yang ikut campur tangan dalam
masalah ini. Seringkali orangtua memilih wanita yang tidak cocok dengan dambaan
si anak atau tidak sesuai dengan seleranya. Akibatnya, banyak pemikahan yang
didasari oleh keinginan menuruti kehendak orangtua, sehingga banyak pasangan
yang tidak saling suka dan tidak saling cinta. Sehubungan dengan persoalan ini,
saran yang baik adalah agar seseorang
tidak gegabah dalam memilih pendamping hidup sebelum mempertinibangkan sisi
agama, keelokan, dan persetujuan, baik dari diri yang bersangkutan maupun
orangtua. Sebab, pernikahan adalah menyangkut hidup mati seorang wanita yang
tidak dapat diremehkan.
Keempat, kebingungan dan kecemasan seringkali
terjadi saat seseorang dihadapkan pada keputusan bercerai atau tidak.
Kebingungan ini bisa membuat orang lelah secara pikiran sehingga urusan hidup
terbengkalai.
Setiap orang
harus bisa mengatasi persoalan yang mengakibatkan tekanan jiwa, dengan
mengambil keputusan yang tepat, Umur kita pendek dan hari-hari yang lalu tak
akan kembali, maka berbahagialah dalam hidup ini. Dalam situasi seperri ini,
kebahagiaan Anda tergantung pada kesigapan Anda dalam mengambil keputusan yang
tegas. Seorang Muslim dituntut untuk mempunyai kemauan keras dan tekad yang
bulat, serta mengambil keputusan yang tegas setelah memohon petunjuk Allah dan
meminta saran pada sesama. Seorang penyair mengatakan,
Jika seseorang dalam kebimbangan,
Diputuskan yang satu dan campakkan yang lain,
Dalam hidup
ini Anda harus mempunyai keberanian bagai air bah, ketetapan hati laksana
pedang, kukuh bagai perjalanan waktu, dan langkah yang tidak ragu seperti
merekahnya fajar pagi!
Sumber: Sebagian dari isi buku La Tahzan, DR.Aidh bin
Abdullah al-Qarni
No comments: